Masalah dalam Penggunan Sistem Informasi Rekapitulasi Suara (Sirekap)

Masalah dalam Penggunan Sistem Informasi Rekapitulasi Suara (Sirekap)

Setelah pemungutan suara usai dalam pemilihan umum, semua mata tertuju pada pengumuman hasilnya. Warga dapat langsung melihat hasil di TPS masing-masing, misalnya dengan mengambil gambar formulir C1. Namun, untuk mengetahui hasil dari TPS lain, masyarakat umumnya bergantung pada situs penghitungan suara online. Berbagai situs telah tersedia untuk tujuan ini.

Situs Sistem Informasi Rekapitulasi Suara (Sirekap), yang dikelola oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), merupakan salah satu sumber yang diandalkan karena dianggap paling akurat dan kredibel. Namun, terdapat keresahan di kalangan masyarakat ketika situs Sirekap mengalami gangguan dan saat kembali beroperasi, ditemukan sejumlah kejanggalan dalam data yang disajikan.

Kejanggalan ini telah menimbulkan kegaduhan dan memicu spekulasi tentang kemungkinan manipulasi hasil suara dalam Pemilu 2024. Ada desakan dari beberapa kalangan agar KPU menghentikan penghitungan suara elektronik karena dugaan tersebut. Perhatian khusus diberikan pada kesalahan input data di sebuah TPS di Lampung, yang berpotensi menunjukkan adanya kecurangan dan upaya manipulasi data oleh pihak-pihak tertentu untuk menguntungkan kandidat favorit mereka.

Insiden ini telah menimbulkan keraguan mengenai integritas penyelenggara pemilu. Kejadian ini memunculkan pertanyaan besar tentang apa yang sebenarnya terjadi dan langkah apa yang harus diambil untuk mencegah terulangnya masalah serupa di masa yang akan datang.

Sumber Permasalahan dalam Sirekap

Saat memeriksa formulir C1 dalam pemilihan presiden, tampak ada dua bagian penting. Bagian kiri diisi dengan catatan penghitungan suara yang dilakukan oleh Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) untuk tiga pasangan calon secara manual. Sementara itu, bagian kanan formulir terbagi menjadi tiga kolom, di mana baris atas diisi dengan angka 0 hingga 9 dan di bawahnya terdapat bulatan yang harus ditandai oleh KPPS sesuai dengan angka yang relevan untuk tiap pasangan calon.

Kesalahan penginputan bisa terjadi, terutama jika angka manual tidak ditulis dengan benar di bagian kanan formulir. Misalnya, angka 77 yang ditulis terlalu ke kiri dapat menyebabkan kesalahan pembacaan oleh sistem optical character recognition (OCR)[1] dan optical mark recognition (OMR)[2], yang mungkin menerjemahkannya sebagai 77X, dengan X menjadi angka lain.

Proses yang benar adalah menulis angka 77 rapi di sisi kanan dan menandai bulatan yang tepat, yaitu bulatan pertama untuk angka nol dan bulatan kedua untuk angka 7. Dengan cara ini, sistem OCR dan OMR akan memproses dan menghasilkan angka 77 yang sesuai dengan input manual.

Kesalahan lain bisa terjadi jika KPPS sudah menulis angka dengan benar tetapi salah dalam menandai bulatan yang bersesuaian, menyebabkan OMR membaca angka yang salah. Penting untuk dicatat bahwa angka maksimum yang bisa dibaca untuk setiap pasangan calon adalah 999, sebuah batas yang ditetapkan mengingat maksimum suara di setiap TPS adalah 300.

Masyarakat telah menemukan adanya suara yang berlebihan, melebihi batas maksimum, yang menunjukkan adanya masalah. Komisi Pemilihan Umum membantah adanya penghentian rekapitulasi suara secara sengaja untuk mengakali perolehan suara pada Pemilu 2024.

Untuk meminimalisir kesalahan, penting bagi petugas KPPS untuk mendapatkan pelatihan yang memadai sebelum melaksanakan tugas mereka. Selain itu, prosedur pengujian yang benar harus dilaksanakan, dengan menyimpan data yang error ke dalam tabel sementara sebelum diverifikasi dan diunggah ke situs resmi. Ini membantu dalam memastikan kebenaran total suara yang masuk.

Kemungkinan lain adalah bahwa kesalahan berkas yang akan dipindai bisa dihindari dengan hanya menggunakan data yang diinput secara manual. Sirekap bisa memanfaatkan data yang diinput secara manual dan diunggah lebih cepat karena hanya mengirim tiga angka untuk tiga pasangan calon.

Dengan pendekatan yang telah diterapkan oleh situs pemantau pemilu yang dijalankan oleh akademisi dari perguruan tinggi ternama, kepercayaan terhadap sistem diharapkan tetap tinggi. Namun, penting untuk terus mengaudit dan menyelidiki setiap insiden untuk memastikan integritas pemilu dan menghindari kejadian serupa di masa depan.

Keamanan pada Server Luar Negeri

Munculnya kegelisahan baru terkait lokasi server Sirekap yang disinyalir berada di luar Indonesia menjadi perhatian masyarakat. Terdapat regulasi yang menuntut data penduduk Indonesia harus disimpan di dalam negeri, namun muncul pertanyaan apakah undang-undang memperkenankan pengecualian, seperti ketika server lokal tidak mampu menangani beban data dari lebih dari 800.000 Tempat Pemungutan Suara (TPS).

Jika server tersebut memang terletak di luar negeri, penting untuk menunjukkan bahwa ada garansi keamanan data yang ketat untuk menghindari penyalahgunaan atau keonaran. Berdasarkan penyelidikan terkini, telah dikonfirmasi bahwa server Sirekap kini berada di Indonesia. Namun, penting bagi penyelidik untuk tetap mengakses kode sumber dan data terkait selama sistem tersebut masih berada di luar negeri, untuk memastikan identifikasi masalah apa pun yang muncul selama server berada di luar negeri hingga dipindahkan kembali ke dalam negeri.

Mengenai kapasitas server di Indonesia yang mungkin menjadi alasan penempatan server di luar negeri, argumen tersebut harus didukung dengan data teknis yang memperlihatkan keterbatasan server lokal. Misalnya, apakah telah dilakukan pengujian menggunakan komputer berkinerja tinggi yang tersedia di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sebelum keputusan untuk menggunakan server luar diambil?

Contoh dari Jepang dalam menggunakan superkomputer untuk mendeteksi dampak tsunami bisa menjadi pelajaran. Di Jepang, ketika ada tanda awal seperti gempa bumi, aktivitas lain pada superkomputer dihentikan sementara untuk memungkinkan proses deteksi tsunami yang cepat dan efisien. Setelah proses selesai, operasi normal superkomputer dilanjutkan tanpa mengganggu aktivitas lain. Ini menunjukkan bahwa penggunaan komputer berkinerja tinggi dapat sangat efektif tanpa harus selalu aktif, dan tidak mengganggu proses lain yang mungkin berjalan serempak.

Daftar Pemilih Tetap yang Akurat

Dalam prospek masa depan, ada optimisme besar terhadap peningkatan sistem kependudukan Indonesia. Diharapkan negara akan memiliki basis data kependudukan yang akurat, real-time, dan didukung oleh komputer berkinerja tinggi (High Performance Computing, HPC). Dengan sistem ini, setiap perubahan status penduduk seperti kematian, kelahiran, atau perpindahan domisili akan langsung diperbarui secara otomatis. Ini akan memastikan bahwa daftar pemilih tetap (DPT) selalu terkini, menghindari masalah seperti kehilangan nama warga dari DPT menjelang pemilihan, meskipun mereka terdaftar di tempat yang sama dalam pemilihan sebelumnya.

Lebih lanjut, pengembangan sistem ini bisa diperkaya melalui program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Program ini memungkinkan ribuan mahasiswa, di bawah bimbingan dosen, untuk menerapkan pengetahuan dan keahlian mereka pada proyek-proyek nyata di luar lingkungan akademis. Program MBKM, khususnya dalam bidang sistem dan teknologi informasi, telah terbukti bermanfaat bagi masyarakat dan industri.

Di masa depan, potensi kolaborasi antara MBKM dan aktivitas Tridharma Perguruan Tinggi—yang mencakup pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat—diharapkan bisa berkontribusi dalam mengatasi berbagai tantangan nasional. Kolaborasi ini diharapkan tidak hanya efisien dan ekonomis, tetapi juga tetap mempertahankan standar kualitas yang tinggi dalam setiap solusi yang dihasilkan.

[1] Optical Character Recognition (OCR) adalah teknologi yang memungkinkan komputer untuk mengenali dan menginterpretasikan teks yang dicetak atau ditulis tangan dalam gambar dan mengubahnya menjadi teks yang dapat diedit dan dicari secara digital. Proses OCR melibatkan pemindaian dokumen fisik untuk menghasilkan gambar, lalu menggunakan algoritma untuk menganalisis gambar tersebut dan mengidentifikasi karakter seperti huruf dan angka.

[2] Optical Mark Recognition (OMR) adalah teknologi yang digunakan untuk mendeteksi dan membaca tanda yang dibuat secara manual pada dokumen kertas, seperti lingkaran yang diisi atau kotak yang dicentang. Teknologi ini secara khusus dirancang untuk mengenali jenis-jenis tanda tersebut, yang sering ditemukan dalam formulir survei, tes pilihan ganda, atau kertas suara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *